Minggu, 08 Maret 2015

chapter 2 part 3



Jam sekolah pun selesai. Waktunya pulang.menunjukkan pukul 12 siang. Hayi dibantu Clara dan Mandy menuju parkiran mobil. “Hayi! Come here…” seseorang memanggilnya. Laki-laki memakai snapback, kacamata hitam, kemeja tartan bernuansa merah, jaket kulit hitam dan celana ripped jeans. “Hayi, who is he?” bisik Clara. “oh, it’s my brother. Oh you both don’t speak anything about that accident. Ok?” Clara dan Mandy pun mengangguk, pertanda setuju.

“youngbae oppa, you taking me home today?” Tanya Hayi pada Taeyang. “ne. let’s go…” ajak Taeyang. “Clara, Mandy, I go first. Bye! See you tomorrow!” kata Hayi sembari melambaikan tangannya lalu berjalan masuk ke mobil. Clara dan Mandy membalas tersenyum dan melambaikan tangannya pada Hayi.
Di mobil dalam perjalanan pulang, semuanya diam. Sampai pada saatnya Taeyang bersuara duluan. “oh Hayi, gimana hari pertama kamu?” Tanya Taeyang. “baik, oppa…” jawab Hayi cepat. “kayanya kamu udah punya teman baru?” Tanya Taeyang sekali lagi. “ne. tadi mereka dateng ke meja aku. Terus kenalan. Setelah itu mereka ngajak aku keliling-keliling sekolah…” tiba-tiba Hayi berhenti. Taeyang menunggu jawaban Hayi yang tiba-tiba berhenti.

“and then?”
“abis itu kita balik ke kelas lagi, oppa…”

“oh I see…” kata Taeyang menutup pembicaraannya. Hayi merasa sangat gugup. Tak lama mereka sampai rumah. “Hayi, kamu keluar duluan aja. Oppa mau parkir mobilnya dulu,” lalu Hayi segera keluar dari mobil. 

Ketika ingin masuk ke rumah. Pandangannya tertuju pada perkarangan rumah kakek Yang yang besar.
Lalu Hayi berlari menuju perkarangan rumahnya, dan menuju 3 pilar yang berjajar tinggi di perkarangan rumah yang ditumbuhi tanaman merambat. Di dekat pilar-pilar itu terdapat bangku taman yang terbuat dari semen, dicat putih. Hayi duduk disana. Tak lama dia memutari pilar-pilar dengan jalan perlahan sambil bernyanyi.  Setelah puas bernyanyi dan sedikit berdansa sendirian, Hayi mengambil blank notes dan pensil lalu menggambar. Hayi menggambar pemandangan perkarangan kakek Yang.

Hayi sempat tertidur di perkarangan rumah kakek Yang sekitar setengah jam. Dengan keadaan Hayi duduk di bawah dan kepala beserta tangannya berada di atas bangku semen itu. Tangannya masih menggenggam pensil, dan Hayi tertidur di atas blank note-nya. ‘omo! Aku ketiduran…’ batin Hayi kaget. Lalu Hayi membereskan barang-barangnya dan masuk ke rumah.

Ketika sampai di ruang keluarga, Hayi melihat Bom dan Daesung yang sedang bersantai. “hai Baby Hayi! Kamu tadi pulang sama siapa?” Tanya Bom. “sama youngbae oppa, eonnie…” jawab Hayi sembari tersenyum.

“mwo? Tadi kita liat youngbae hyung sekitar setengah jam yang lalu di studio music. Kamu setengah jam tadi kemana? Masih pake seragam?” Tanya Daesung. “tadi aku… itu oppa, aku ke pekarangan…” jawab Hayi gugup.

“ngapain?”

“itu oppa, aku gambar disana…”

“ooooh. Yaudah gih kamu istirahat dulu. Udah makan?”

“aku ngga laper, oppa. Aku istirahat dulu yaaa…” Hayi memberi senyum pada Bom dan Daesung. Bom dan Daesung membalas tersenyum juga. Lalu langsung berjalan menuju kamarnya.

Ketika sampai di kamarnya, Hayi meletakkan tasnya di meja belajarnya. Kemudian mengganti bajunya. ‘aku masih agak pusing….’ batin Hayi sembari memegang kepalanya. Hayi memutuskan untuk tidur.

Jam setengah 4 sore, Hayi terbangun dari tidur siangnya. Hayi sudah merasa sudah baik. Terduduk di tempat tidurnya dekat meja nakas. Hayi memandangi foto yang berada di atas meja nakas. ‘ma, nanti setelah Hayi mandi, aku mau telfon ya…’ batin Hayi sembari mengelus-elus fotonya dengan tersenyum. Hayi meletakkan fotonya kembali. Lalu menuju walking closet untuk mengambil baju, setelah itu langsung mandi.
Setelah 20 menit bersih-bersih, Hayi mengambil ponselnya lalu berjalan menuju balkon. Kemudian duduk di bangku yang ada di balkon sembari memencet nomer-nomer di ponselnya. “annyeong, maaaaa!!!” kata Hayi setengah berteriak. Hayi menelfon ibunya. Meceritakan semua apa yang terjadi hari ini, kecuali… peristiwa dia yang pingsan.

Tok-tok-tok.
“Baby Hayi? You there? Ini Minzy…” Minzy mengetuk kamar Hayi. “ma, nanti Hayi kabari lagi yaaa. Minzy eonnie ngetuk pintu kamarku. Annyeong maaa, I love you!” kata Hayi menutup telfonnya.

“coming eonnie…” kata Hayi dari dalam kamarnya berjalan menuju pintu. “annyeong! Hayi, kamu lagi ngapain? Aku ganggu?” Tanya Minzy. “ngga ko, eonnie. Oh iya, kenapa eonnie? Ada yang bisa aku bantu?” Tanya Hayi.

“ikut aku ke kamar aku, yuk! Kamu juga harus liat kamar, aku, Bom ennie, CL eonnie sama Dara eonnie. Kamu juga harus liat kamar Tablo oppa, GD oppa, Taeyang oppa, TOP oppa, Daesung oppa sama Seungri oppa. Hehe aku mau ngobrol-ngobrol sama kamu…” ajak Minzy. Hayi diam sesaat. Lalu Hayi meng-iya-kan ajakan Minzy.

Ketika Hayi baru sampai di dalam kamar Minzy, dia sangat terkejut melihat kamar Minzy. Kamar Minzy sangatlah colorful. Dinding-dindingnya dipenuhi oleh lukisan-lukisan Minzy. Ada lukisan yang Minzy lukis di canvas yang dibingkai dan ada pula lukisan Minzy yang dibuat langsung di dinding. Dinding kamar Minzy berwarna putih polos. Kamar Minzy sangat edgy – pop art. Furniture di kamar Minzy berwarna monochrome, namun dihias dengan lukisan-lukisan yang sangat kental dengan nuansa pop art. Mata Hayi membesar sembari melihat-lihat kamar Minzy, karena Hayi sangat suka dengan kamarnya.

“Minzy eonnie, eonnie semua yang gambar lukisan-lukisan ini?” Tanya Hayi sembari memperhatikan lukisan-lukisan Minzy. “ne, Hayi. Semuanya. Lukisan yang di dinding itu juga aku yang gambar. Beberapa artworks tugas kuliah, lainnya aku bikin buat menghias kamar aku hehe. Eh kalo kamu mau rombak kamar kamu juga boleh loooh. Soalnya kan kamar itu kan kamar kamu selama kamu tinggal disini, jadi semuanya terserah kamu. Kakek Yang ngebolehin koooo…” cerita Minzy.

“tapi eonnie, aku ngga tega ngerombak kamar aku. Aku suka banget soalnya hehe… apalagi kan itu di design dari kalian. Aku ngga mau ngerusak hehehe. Gomawo, eonnie…” kata Hayi lalu tersenyum ramah.
“wah iya sama-sama. Seneng rasanya kamu suka design-nya hehe. Oh by the way, kamu ngga ngerjain tugas sekolah kamu? Kamu ada tugas sekolah ngga? Mungkin aku bisa bantu. Jangan sungkan…” Tanya Minzy.
“ada sih eonnie, pelajaran sejarah… tadi aku ngga belajar sejarah, tapi kata temen aku besok ngumpulin tugasnya. Make sure aja, aku harus bikin tugasnya. Bikin essay…” jawab Hayi.

“aku temenin ke perpus yuk! Disana lengkap loh buku sejarahnya. Yuk sekarang,” ajak Minzy. Segera Hayi mengambil buku sejarahnya dan alat tulisnya di kamar. Setelah itu Hayi dan Minzy berjalan menuju perpustakaan bersama-sama.

Ketika sampai di perpustakaan, Hayi Cuma memandangi puluhan ribu buku-buku dengan pandangan kosong. ‘aku harus mulai darimana?’ batin Hayi sembari memeluk buku dan alat tulisnya. Minzy bisa melihat kebingungan Hayi dari mukanya.

“aku bantu yaaa…” kata Minzy sebelum dia mulai membantu Hayi untuk memilih buku yang tepat untuk dijadikan referensi. Setelah Minzy menemukan buku yang sekiranya tepat, dia memberikannya pada Hayi. Hayi mulai membuka daftar isinya dan memilih bahan yang tepat untuk tugasnya. Ketika Hayi mulai membaca, Minzy kembali memberikannya buku yang lain. Hayi pun menatap buku-buku itu dengan mata terbuka lebar dan pandangan kosong. Mulutnya pun terbuka, pertanda Hayi sangat terkejut dengan buku-buku yang Minzy kasih padanya. ‘buku yang aku baca saja belum selesai. Ada 3 buku lagi yang menghampiriku. Buku-buku ini sangat tebal…’ batin Hayi sembari menelan ludahnya.

“duh, Hayi. Mianhe… bukunya terlalu banyak…”kata Minzy dengan muka sedih. “aku bantu baca juga ya. Jadi biar tugasnya cepet selesai?” kata Minzy langsung mengambil salah satu buku tebal yang jadi referensi.
Lembar demi lembar sudah dibaca. Namun tetap saja belum selesai membaca satu bab. Sudah 20 menit mereka membaca buku-buku tebal itu. Tak jarang Minzy memijit-mijit ujung matanya yang mulai lelah. “ya, Minzy! Kamu ngapain?” Tanya seorang laki-laki yang baru saja berdiri dari sofa dan mulai berjalan mendekati Minzy dan Hayi dengan membawa buku yang sedang dibacanya.

“eh, youngbae oppa. Aku bantuin Hayi ngerjain tugasnya…” belum selesai Minzy berbicara, Taeyang memotongnya. “ngapain bantuin Hayi? Kamu ngga usah bantu dia. Ini tugas siapa? Hayi kan? Sebaiknya kamu mengerjakan tugas kamu sendiri.” Kata Taeyang menyuruh Minzy untuk berhenti membantu Hayi. “tapi oppa, ini banyak banget…” lagi lagi sebelum Minzy selesai berbicara, Taeyang memotongnya. “tapi ini tugas Hayi. Let her solve her own problem. Kamu kerjaan tugas kamu sendiri. Kamu juga Hayi,” kata Taeyang terlihat ketus. “Hayi, aku ke kamar ya… Fighting!!!” kata Minzy sembari mengepalkan tangannya. Hayi hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum padanya.

“Hayi, kamu harus ngebiasain apa-apa sendiri. Jangan tergantung sama orang. Kamu harus mandiri. Gapapa kalo kamu butuh bantuan dari orang lain, tapi inget ada waktunya kamu solve your own problem.” Kata Taeyang menasehati Hayi. Hayi yang dari awal menundukkan kepalanya hanya merespons kata-kata Taeyang dengan menganggukkan kepalanya saja. Hayi sangat takut. Kemudian Taeyang keluar dari perpustakaan meninggalkan Hayi sendirian. Lalu Hayi mulai mengerjakan tugasnya sendirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar