Hayi
berjalan menyusuri lingkungan yang baru. Berjalan melewati kelas-kelas. Tak
lama berhenti di depan kelas, lalu masuk ke dalamnya. Hayi mengikuti tepat di
belakang gurunya. “good morning everyone! We have a new friend here! Let me
introducing her. Lee Ha Yi let’s introduce yourself in front of you new
friends…” kata ibu gurunya membuka pembicaraan. Hayi hanya mengangguk. Hayi
gugup. Semua mata tertuju padanya. ‘omo… die...’ batin Hayi.
“good
morning everyone. My name is Lee Ha Yi... nice to meet you all,” kata Hayi
sembari membungkukkan badannya. Suara Hayi tidak terlalu keras tidak terlalu
kecil, namun dia berbicara dengan perlahan tidak cepat. “oh you are Korean?”
Tanya salah satu temannya. “yes, my family are Korean. But I already live in
London from I was a baby. My dad live in London when he was in elementary
school…” jawab Hayi perlahan. ‘jangan ada yang Tanya lagi. Jebal. Pengen duduk
aja…’ batin Hayi.
“ok. You
can ask another question for Lee Ha Yi in break time. Now, Lee Ha Yi you can
sit.” Kata bu gurunya, setelah itu Hayi membungkukkan badannya. Langsung
berjalan menuju tempat duduknya. Tempat duduknya berada di paling belakang,
bersebelahan dengan jendela. Setelah Hayi duduk dan mengeluarkan buku-bukunya, Hayi
tidak terlalu berselera mengikuti pelajaran matematika. Hayi melihat ke arah
luar jendela. Pandangan Hayi tertuju pada kebun belakang sekolah. Penuh dangan
pohon-pohon buah dan bunga-bunga indah yang sedang bermekaran. Lalu Hayi
tersenyum. Sepertinya energinya kembali lagi.
“sssttt.
Hey you new girl. Focus!” bisik teman barunya yang duduk di sebelah Hayi.
Seketika lamunan Hayi buyar dan langsung mencoba focus ke dalam pelajaran. ‘aku
harus focus…’ batin Hayi menyemangati dirinya sendiri.
Setelah
berjam-jam belajar matematika saatnya waktu istirahat. Hayi tidak ingin
kemana-mana. Ia hanya ingin berada di kelas. Mengambil blank notes-nya dan
pensil untuk mulai menggambar. “hi Lee Ha Yi! My name is Clara. Nice to meet
you!” kata Clara, teman baru Hayi yang datang ke meja Hayi. “hi! My name is
Mandy. Hope the 3 of us can be a good friends for our last term.” Clara dan
Mandy tersenyum pada Hayi. Hayi juga membalas tersenyum. “nice to meet you
both.” Balas Hayi.
“you’re not
going to the cafeteria to get some snacks?” Tanya Mandy. “no, I just want to
stay here…” jawab Hayi. “hey. How about touring? Me and Mandy will be your
guide tour. You must see the whole school. If you don’t wanna get lose in this
big school…” ajak Clara. Hayi berpikir sejenak. Lalu Hayi memasukkan blank
notes-nya ke kolong meja. Meng-iya-kan ajakan Clara.
Berjalan
menuju koridor satu ke koridor lainnya. Cafeteria, perpustakaan, laboratorium,
dan masih banyak ruangan lainnya. Clara dan Mandy menjelaskan seluruh
seluk-beluk sekolahnya pada Hayi. ‘kenapa sekolahnya harus besar banget?
Menghafal denah rumah saja belum benar-benar hafal. Sekarang ditambah menghafal
denah sekolah…’ batin Hayi sembari melihat ke kanan-kirinya.
Ketika
Hayi, Clara dan Mandy melewati lapangan bola. Terdengar suara keras.
BUG!
“Lee Ha Yi!
Wake up!”
“Lee Ha
Yi!”
“hey! Who’s
kick this ball?! Answer me!”
“hey! Call
the teachers! Please help us!”
Hayi
terkena tendangan bola di bagian kepalanya. Yang menyebabkan Hayi pingsan.
Guru-gurunya membopong Hayi ke klinik sekolah. Clara dan Mandy sangat panic.
Mandy disuruh guru untuk balik kelas, dan Clara disuruh menemani Hayi di
klinik.
Setelah 5
menit pingsan, Hayi pun bangun. Hayi merasa sangat pusing. Tidak mampu untuk
duduk. “Hayi, we will calling your family…” kata salah satu guru, sebelum
kata-kata guru itu selesai Hayi langsung memotongnya. “please don’t tell my
family about this. I just… I just don’t want them feel afraid of me. Please
miss…” Hayi memohon dengan mata yang berkaca-kaca. “you serious? But your
brother tell our principal that if anything happen to you, we must tell them.”
Jelas gurunya. Hayi akhirnya menangis. “please miss… don’t tell them… I’m begging you… this is my
first day…” kata Hayi terbata-bata. Gurunya menghela nafas. “okay then. But if
there’s something happen with you again I will tell them…” kata bu gurunya.
“then I will be more careful about anything, miss… thank you, miss” kata Hayi
sembari menghapus air matanya. Clara mengelus-elus tangan Hayi untuk menguatkan
Hayi.
Setelahnya
Hayi diberi roti untuk mengisi perutnya, begitu juga Clara. Mereka berdua
memakan rotinya bersama-sama. Lalu Hayi meminum obat pusing dan banyak minum
air putih. Kemudian mereka berdua kembali ke kelas. Clara dan Hayi berpegangan
tangan. Clara menjaga-jaga, takut tiba-tiba Hayi pingsan lagi.
Mereka
memasuki kelas. Clara dengan baik hati mengantar Hayi ke tempat duduknya. Lalu
Clara kembali ke tempatnya. Clara dan Hayi segera mengikuti pelajaran yang
sedang berlangsung. Ketika Hayi memasukki tangannya ke dalam kolong meja untuk
mengambil blank notes-nya, Hayi menemukan sebuah surat.
Dear Lee Ha Yi,
Mianhe. I was careless when I play soccer. Mianhe.
Please forgive me. Jebal… I heard you say to our teacher for not telling your
family because this is your first day. You don’t wanna make them afraid with
your condition. If I played soccer carefully, it was never happen. Mianhe.
Please forgive me. I don’t ask you to reply this letter. But I want you to
forgive me. Kamsahamnida…
‘Siapa
pengirimnya? Dia ko tau bahasa Korea? Wow… siapa dia? Siapapun kamu, aku udah
maafin ko. Ini juga salah aku. Aku ngga hati-hati. Coba kalo tadi aku ngga
keluar kelas. Kejadiannya ngga bakal kaya gini… tapi kalo aku ngga keluar
kelas, aku ngga bakal tau denah sekolah ini. Bisa-bisa aku tersesat…’ batin
Hayi. Lalu Hayi tersenyum. Hayi tidak sadar bahwa ada yang mengawasinya
semenjak dia baru masuk kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar