Kamis, 05 Februari 2015

chapter 2 part 2

Hayi berjalan menyusuri lingkungan yang baru. Berjalan melewati kelas-kelas. Tak lama berhenti di depan kelas, lalu masuk ke dalamnya. Hayi mengikuti tepat di belakang gurunya. “good morning everyone! We have a new friend here! Let me introducing her. Lee Ha Yi let’s introduce yourself in front of you new friends…” kata ibu gurunya membuka pembicaraan. Hayi hanya mengangguk. Hayi gugup. Semua mata tertuju padanya. ‘omo… die...’ batin Hayi.

“good morning everyone. My name is Lee Ha Yi... nice to meet you all,” kata Hayi sembari membungkukkan badannya. Suara Hayi tidak terlalu keras tidak terlalu kecil, namun dia berbicara dengan perlahan tidak cepat. “oh you are Korean?” Tanya salah satu temannya. “yes, my family are Korean. But I already live in London from I was a baby. My dad live in London when he was in elementary school…” jawab Hayi perlahan. ‘jangan ada yang Tanya lagi. Jebal. Pengen duduk aja…’ batin Hayi.

“ok. You can ask another question for Lee Ha Yi in break time. Now, Lee Ha Yi you can sit.” Kata bu gurunya, setelah itu Hayi membungkukkan badannya. Langsung berjalan menuju tempat duduknya. Tempat duduknya berada di paling belakang, bersebelahan dengan jendela. Setelah Hayi duduk dan mengeluarkan buku-bukunya, Hayi tidak terlalu berselera mengikuti pelajaran matematika. Hayi melihat ke arah luar jendela. Pandangan Hayi tertuju pada kebun belakang sekolah. Penuh dangan pohon-pohon buah dan bunga-bunga indah yang sedang bermekaran. Lalu Hayi tersenyum. Sepertinya energinya kembali lagi.

“sssttt. Hey you new girl. Focus!” bisik teman barunya yang duduk di sebelah Hayi. Seketika lamunan Hayi buyar dan langsung mencoba focus ke dalam pelajaran. ‘aku harus focus…’ batin Hayi menyemangati dirinya sendiri.

Setelah berjam-jam belajar matematika saatnya waktu istirahat. Hayi tidak ingin kemana-mana. Ia hanya ingin berada di kelas. Mengambil blank notes-nya dan pensil untuk mulai menggambar. “hi Lee Ha Yi! My name is Clara. Nice to meet you!” kata Clara, teman baru Hayi yang datang ke meja Hayi. “hi! My name is Mandy. Hope the 3 of us can be a good friends for our last term.” Clara dan Mandy tersenyum pada Hayi. Hayi juga membalas tersenyum. “nice to meet you both.” Balas Hayi.
“you’re not going to the cafeteria to get some snacks?” Tanya Mandy. “no, I just want to stay here…” jawab Hayi. “hey. How about touring? Me and Mandy will be your guide tour. You must see the whole school. If you don’t wanna get lose in this big school…” ajak Clara. Hayi berpikir sejenak. Lalu Hayi memasukkan blank notes-nya ke kolong meja. Meng-iya-kan ajakan Clara.

Berjalan menuju koridor satu ke koridor lainnya. Cafeteria, perpustakaan, laboratorium, dan masih banyak ruangan lainnya. Clara dan Mandy menjelaskan seluruh seluk-beluk sekolahnya pada Hayi. ‘kenapa sekolahnya harus besar banget? Menghafal denah rumah saja belum benar-benar hafal. Sekarang ditambah menghafal denah sekolah…’ batin Hayi sembari melihat ke kanan-kirinya.
Ketika Hayi, Clara dan Mandy melewati lapangan bola. Terdengar suara keras.

BUG!

“Lee Ha Yi! Wake up!”
“Lee Ha Yi!”
“hey! Who’s kick this ball?! Answer me!”
“hey! Call the teachers! Please help us!”

Hayi terkena tendangan bola di bagian kepalanya. Yang menyebabkan Hayi pingsan. Guru-gurunya membopong Hayi ke klinik sekolah. Clara dan Mandy sangat panic. Mandy disuruh guru untuk balik kelas, dan Clara disuruh menemani Hayi di klinik.

Setelah 5 menit pingsan, Hayi pun bangun. Hayi merasa sangat pusing. Tidak mampu untuk duduk. “Hayi, we will calling your family…” kata salah satu guru, sebelum kata-kata guru itu selesai Hayi langsung memotongnya. “please don’t tell my family about this. I just… I just don’t want them feel afraid of me. Please miss…” Hayi memohon dengan mata yang berkaca-kaca. “you serious? But your brother tell our principal that if anything happen to you, we must tell them.” Jelas gurunya. Hayi akhirnya menangis. “please miss…  don’t tell them… I’m begging you… this is my first day…” kata Hayi terbata-bata. Gurunya menghela nafas. “okay then. But if there’s something happen with you again I will tell them…” kata bu gurunya. “then I will be more careful about anything, miss… thank you, miss” kata Hayi sembari menghapus air matanya. Clara mengelus-elus tangan Hayi untuk menguatkan Hayi.

Setelahnya Hayi diberi roti untuk mengisi perutnya, begitu juga Clara. Mereka berdua memakan rotinya bersama-sama. Lalu Hayi meminum obat pusing dan banyak minum air putih. Kemudian mereka berdua kembali ke kelas. Clara dan Hayi berpegangan tangan. Clara menjaga-jaga, takut tiba-tiba Hayi pingsan lagi.

Mereka memasuki kelas. Clara dengan baik hati mengantar Hayi ke tempat duduknya. Lalu Clara kembali ke tempatnya. Clara dan Hayi segera mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Ketika Hayi memasukki tangannya ke dalam kolong meja untuk mengambil blank notes-nya, Hayi menemukan sebuah surat.

Dear Lee Ha Yi,
Mianhe. I was careless when I play soccer. Mianhe. Please forgive me. Jebal… I heard you say to our teacher for not telling your family because this is your first day. You don’t wanna make them afraid with your condition. If I played soccer carefully, it was never happen. Mianhe. Please forgive me. I don’t ask you to reply this letter. But I want you to forgive me. Kamsahamnida…


‘Siapa pengirimnya? Dia ko tau bahasa Korea? Wow… siapa dia? Siapapun kamu, aku udah maafin ko. Ini juga salah aku. Aku ngga hati-hati. Coba kalo tadi aku ngga keluar kelas. Kejadiannya ngga bakal kaya gini… tapi kalo aku ngga keluar kelas, aku ngga bakal tau denah sekolah ini. Bisa-bisa aku tersesat…’ batin Hayi. Lalu Hayi tersenyum. Hayi tidak sadar bahwa ada yang mengawasinya semenjak dia baru masuk kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar