Rabu, 31 Desember 2014

chapter 2 part 1

Tepat 4:30 pagi Hayi bangun. Dia mengira bahwa dia hanya bermimpi tinggal bersama keluarga barunya. Ternyata memang kenyataan yang harus dihadapinya. Hayi melamun. Memikirkan apa yang terjadi padanya kemarin. Hayi duduk di tempat tidurnya sembari mengambil foto yang berbingkai putih di meja nakas sebelah tempat tidurnya. Memandangi foto itu sangat lama. ‘yah, ma, selamat pagi… Hayi kangen kalian…’ batin Hayi. Hayi sedikit merengut sembari mengelus-elus fotonya. Tidak lama setelahnya Hayi mempersiapkan segala keperluan sekolahnya. Buku-buku, alat tulis, dan beberapa barang-barang yang Hayi butuhkan.

Hayi beranjak menuju walking closet-nya, untuk menyiapkan seragam. Hayi memandang seragamnya cukup lama. ‘sekolah baru… suasana baru… temen-temen baru…’batin Hayi yang membuat Hayi sangat mual. ‘Hayi bisa! Fighting!’ batin Hayi menyemangati diri sendiri. Tidak lama dia memutuskan untuk mandi.

20 menit berlalu, waktu menunjukkan jam 5:06 pagi. Hayi sudah memakai baju seragamnya. Memandangi dirinya memakai seragam di depan cermin. ‘do I look weird?’ batin Hayi sembari memutar-mutarkan badannya.

Pakai seragam, sudah. Peralatan sekolah, sudah. Menyisir rambut dan menatanya, sudah. Seketika pandangan Hayi tertuju pada pintu balkon. Membuka pintunya, dan menikmati udaranya yang sangat dingin dan masih sangat bersih. Hayi duduk di bangku yang berada di balkon sembari melihat pemandangan sun rise yang sangat indah.

Pemandangan yang indah membuat Hayi lupa waktu. ‘ya ampun! Udah jam berapa ini?!’ Hayi kaget dan langsung melihat jamnya. Jam tangannya menunjukkan jam 5:30 pagi. Hayi lega ternyata masih banyak waktu. Dia mengira sudah telat. Hayi memastikan lagi bahwa tidak ada barang yang terlupa. Memastikan lagi bahwa dia tidak berpenampilan aneh.

Jam 5:35 Hayi sudah keluar dari kamarnya dengan memakai sweater berwarna burgundy karena udara diluar sangat dingin. Hayi memutuskan untuk berjalan menuju ruang makan sendiri agar ingat. Hayi tidak mau merepotkan Bom lagi untuk menjemputnya di ujung koridor. ‘aku tidak boleh merepotkan Bom eonnie. Aku harus bisa menghafal semua denah di rumah ini. Aigoo, rumah ini terlalu besar…’ batin Hayi sembari berjalan menuju ruang makan.

“oh annyeong, Hayi! Good morning!” sapa Tablo ketika melihat Hayi. Hayi kaget saat disapa Tablo ketika melewati ruang keluarga. “ne, annyeong oppa! Good morning too…” balas Hayi sembari tersenyum ramah.

Hayi sudah sampai di meja makan dan langsung duduk di tempat yang kemarin dia duduki tepat di ujung meja. Sembari melihat para asisten rumah tangga menyiapkan sarapannya. Tidak jarang para asisten rumah tangga menyapa dan tersenyum padanya.

Hayi sibuk melihat makanan-makanan yang ada di atas mejanya. Begitu banyak makanan untuk ukuran sarapan. “good morning, Hayi! Wah kamu udah siap? Ready for your new school?” sapa kakek Yang yang baru sampai di meja makan. Hayi terkejut dan membalasa dengan senyuman. “good morning, kek!  Hehe iya…” balas Hayi. ‘hari ini aku harus banyak senyum. Jangan sekaku tadi malam. Setidaknya biar aku ngga terlalu gugup…’ batin Hayi.

Minzy berjalan menuju meja makan sembari mengucek-ngucek matanya. Dia masih memakai baju tidurnya. Minzy duduk di sebelah Hayi. “oh annyeong, kek! Annyeong, Hayi!” sapa Minzy. “good morning, Minzy. Kamu ngga kuliah?” Tanya kakek Yang. “ngga ada jadwal buat hari ini, kek. Nanti siang rencananya aku mau beli peralatan lukis baru,” jawab Minzy. Kakek Yang hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah itu satu per satu mulai kumpul, dan akhirnya lengkap. “good morning, baby Hayi! Wah kamu udah hapal denah rumah ya?” Tanya Bom yang duduk di sebelah Minzy. “ne, eonnie. Aku ngga mau ngerepotin eonnie hehe…” jawab Hayi sembari tersenyum pada Bom. “ngga ngerepotin ko,” kata Bom sembari mengedipkan matanya yang sebelah kiri. Hayi membalas tersenyum pada Bom.

Sarapanpun dimulai. Semuanya focus pada makanannya sendiri-sendiri. Makanan Hayi diambilkan oleh Bom, dan yang lainnya menyarankan makanan apa yang harus Hayi makan. “Bom eonnie, Hayi harus makan nasi. Semalemkan Hayi Cuma makan sedikit,” saran CL. “Hayi, kamu harus minum susu. Biar kuat kaya aku,” saran Daesung sembari memperlihatkan otot-ototnya pada Hayi, dan semuanya tertawa. Hayi pun tersenyum geli melihat Daesung.  “jangan lupa vitaminnya!” saran Dara sangat bersemangat.

Sekitar 15 menit sarapanpun selesai. Hayi sangat kenyang. Makan nasi dan setelah itu minum susu. Makanannya pun habis semua. “nah Hayi gitu dong, makanannya habis,” kata TOP sembari mengedipkan matanya yang sebelah kanan. Hayi hanya mengangguk dan tersenyum.

“oh iya, jiyoung. Kamu berangkat ke Paris jam berapa?” Tanya kakek Yang.

“habis sarapan, kek. Pesawat berangkat jam 10 nanti. Berangkat pagi, mau nongkrong dulu sama youngbae,” jawab GD.

“nah, sekalian antarin Hayi ya? Kakek ngga bisa nemenin Hayi. Kakek ada meeting pagi ini. Antar Hayi sampai Hayi mau masuk ke kelas. Jadi nanti kamu anterin ke ruang kepala sekolah. Setelah Hayi diantar ke kelasnya oleh guru, kalian baru boleh pergi. Oke?”

“arasso, kek.” Jawab Taeyang sembari mengangguk.

“nah, Hayi. Kamu ikut oppa-mu ya. Jiyoung, Youngbae, jagain adik kamu.” Kata kakek Yang.

“arasso, kek.” Jawab GD dan Taeyang bersamaan.

“ayo, Hayi. Kita berangkat sekarang. Kek, pergi dulu ya. Sampai bertemu minggu depan. Semuanyaaaa, sampai bertemu minggu depan…” pamit GD pada kakek Yang dan semua sepupu-sepupunya.

“hyuuuuung, oleh-oleeeeeh!!!” kata Seungri berteriak.

“ya! Seungri ya! Berisik!” omel Dara ke adiknya. Seketika Seungri langsung diam mematung memandangi kakaknya.

“GD, Taeyang. Jaga Baby Hayi, ya!” pesan Bom.

“tenang, noona. Arasso.” Jawab GD sembari mengedipkan matanya yang sebelah kanan.

Setelah pamitan semuanya berangkat. Hayi bersama GD dan Taeyang naik ke mobil. Dara dan kakek Yang berangkat ke kantor bersama. Seungri mengantar CL untuk pergi kesalon lalu mengantarnya ke tempat photoshoot. Daesung dan Bom pergi ke studio musiknya Tablo untuk latihan bernyanyi bersama Tablo. Minzy pergi ke kamarnya untuk mandi.

Taeyang yang menyetir. Hayi duduk di belakang dan GD duduk di samping Taeyang. “ya, Baby Hayi. Jangan khawatir sama sekolah baru kamu. Sekolah baru kamu itu bagus. That’s why kakek Yang mengirimmu kesana. Dulu kita-kita juga bersekolah disana. Jadi, guru-guru disana udah kenal sama keluarga kita. Kalo ada apa-apa, atau kamu di bully, bilang aja ke kita. Ngga usah takut. Kita kan keluarga. Saling mengenal, saling menjaga, saling menyayangi, saling membimbing, dan saling support satu sama lain. Itu pesan kakek Yang. Oke?” cerita GD. “ne. Arasso, oppa…” jawab Hayi sembari menganggukkan kepalanya. Taeyang tidak berkomentar, hanya memperhatikan Hayi dari kaca spion.

GD banyak bercerita tentang masa remaja bersama Taeyang di Keller Senior High School. Hayi meresponnya dengan menganggukkan kepalanya dan berbicara, “oh I see..”. Sesekali Taeyang memperhatikan dari kaca spion. Taeyang melihat Hayi sedang melihat ke arah luar jendela. Wajah Hayi dipenuhi dengan perasaan khawatir, gugup dan ragu. Ketika sudah memasuki gerbang sekolah Hayi semakin gugup. Tak hentinya iya menutup matanya lalu mengambil nafas dalam-dalam.

“nah, Baby Hayi kita udah sampe…” kata GD sembari melihat ke belakang, memastikan bahwa Hayi baik-baik saja. Taeyang pun melihat kebelakang. GD melihat Hayi mematung. Sesekali menutup matanya. “Baby Hayi? Are you ok? You look pale…” kata GD memastikan Hayi bahwa Hayi baik-baik saja. Hayi tidak menjawab. GD panic lalu keluar dari mobil dan membuka pintu belakang. GD mengecek dahi Hayi, tidak panas. Taeyang pun ikut panic.

“ya! Baby Hayi?! Are you ok?” sekali lagi GD bertanya pada Hayi. “mianhae, oppa. I’m just shaking. Nervous, seriously. I just wanna make sure myself. Huh… I’m ready, now…” jawab Hayi mencoba tersenyum pada GD dan Taeyang. “mianhe, oppa. Sorry to make you both panic…” sambung Hayi.
“huh… glad you fine. No problem. Now, let’s go to the principal room…” ajak GD. Taeyang pun keluar dari mobilnya dan berdiri di sebelah GD. GD dan Taeyang menolong Hayi untuk berdiri. Mereka merasakan bahwa Hayi gemetaran. Perlahan Hayi keluar dari mobil. GD berdiri di sebelah kiri Hayi dan Taeyang berdiri di sebelah kanan Hayi.

Setelah sampai di ruang kepala sekolah, GD dan Taeyang menyapa , bersalaman dan saling menanyakan kabar. “so, this is your cousin?” Tanya kepala sekolah. “yes, Sir.” Jawab GD. “wait for a minute, till her teacher come here.” Jelas kepala sekolahnya. Tak lama kemudian gurunya datang menjemput Hayi untuk mengantarkannya ke kelasnya. GD dan Taeyang pun bersalaman pada guru Hayi. Hayi berkenalan dengan gurunya.


“baby Hayi, belajar yang bener yaaaa… oppa, hari ini ke Paris. Kamu mau oleh-oleh apa?” Tanya GD sebelum Hayi ke kelasnya. “ngga usah, oppa…” jawab Hayi. “nanti oppa cariin yang cocok buat kamu yaaaa. Kalo ada apa-apa kabarin oppa. Selama oppa ngga ada, kamu bisa bilang ke youngbae. Ok? Go have fun with your new friends! Bubye our cutest Baby Hayi. Cute than that Baby Panda, Seungri haha… Nanti ke parkiran aja, kamu bakal ada yang jemput.” di akhiri dengan tertawa. “ok. Bye, oppa…” pamit Hayi pada GD dan Taeyang sembari melambaikan tangannya. GD dan Taeyang pun melambaikan tangannya juga. “I hope she’s ok. Ya, youngbae. Take care of her when I’m in Paris.” Kata GD. Taeyang hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum. GD dan Taeyang pamit untuk pergi pada kepala sekolah. Mereka berdua langsung menuju cafĂ©.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar