Tepat 4:30
pagi Hayi bangun. Dia mengira bahwa dia hanya bermimpi tinggal bersama keluarga
barunya. Ternyata memang kenyataan yang harus dihadapinya. Hayi melamun. Memikirkan
apa yang terjadi padanya kemarin. Hayi duduk di tempat tidurnya sembari
mengambil foto yang berbingkai putih di meja nakas sebelah tempat tidurnya. Memandangi
foto itu sangat lama. ‘yah, ma, selamat pagi… Hayi kangen kalian…’ batin Hayi.
Hayi sedikit merengut sembari mengelus-elus fotonya. Tidak lama setelahnya Hayi
mempersiapkan segala keperluan sekolahnya. Buku-buku, alat tulis, dan beberapa
barang-barang yang Hayi butuhkan.
Hayi beranjak
menuju walking closet-nya, untuk menyiapkan seragam. Hayi memandang seragamnya
cukup lama. ‘sekolah baru… suasana baru… temen-temen baru…’batin Hayi yang
membuat Hayi sangat mual. ‘Hayi bisa! Fighting!’ batin Hayi menyemangati diri
sendiri. Tidak lama dia memutuskan untuk mandi.
20 menit
berlalu, waktu menunjukkan jam 5:06 pagi. Hayi sudah memakai baju seragamnya.
Memandangi dirinya memakai seragam di depan cermin. ‘do I look weird?’ batin
Hayi sembari memutar-mutarkan badannya.
Pakai
seragam, sudah. Peralatan sekolah, sudah. Menyisir rambut dan menatanya, sudah.
Seketika pandangan Hayi tertuju pada pintu balkon. Membuka pintunya, dan
menikmati udaranya yang sangat dingin dan masih sangat bersih. Hayi duduk di
bangku yang berada di balkon sembari melihat pemandangan sun rise yang sangat
indah.
Pemandangan
yang indah membuat Hayi lupa waktu. ‘ya ampun! Udah jam berapa ini?!’ Hayi
kaget dan langsung melihat jamnya. Jam tangannya menunjukkan jam 5:30 pagi.
Hayi lega ternyata masih banyak waktu. Dia mengira sudah telat. Hayi memastikan
lagi bahwa tidak ada barang yang terlupa. Memastikan lagi bahwa dia tidak
berpenampilan aneh.
Jam 5:35
Hayi sudah keluar dari kamarnya dengan memakai sweater berwarna burgundy karena
udara diluar sangat dingin. Hayi memutuskan untuk berjalan menuju ruang makan
sendiri agar ingat. Hayi tidak mau merepotkan Bom lagi untuk menjemputnya di
ujung koridor. ‘aku tidak boleh merepotkan Bom eonnie. Aku harus bisa menghafal
semua denah di rumah ini. Aigoo, rumah ini terlalu besar…’ batin Hayi sembari
berjalan menuju ruang makan.
“oh
annyeong, Hayi! Good morning!” sapa Tablo ketika melihat Hayi. Hayi kaget saat
disapa Tablo ketika melewati ruang keluarga. “ne, annyeong oppa! Good morning
too…” balas Hayi sembari tersenyum ramah.
Hayi sudah
sampai di meja makan dan langsung duduk di tempat yang kemarin dia duduki tepat
di ujung meja. Sembari melihat para asisten rumah tangga menyiapkan sarapannya.
Tidak jarang para asisten rumah tangga menyapa dan tersenyum padanya.
Hayi sibuk
melihat makanan-makanan yang ada di atas mejanya. Begitu banyak makanan untuk
ukuran sarapan. “good morning, Hayi! Wah kamu udah siap? Ready for your new
school?” sapa kakek Yang yang baru sampai di meja makan. Hayi terkejut dan
membalasa dengan senyuman. “good morning, kek!
Hehe iya…” balas Hayi. ‘hari ini aku harus banyak senyum. Jangan sekaku
tadi malam. Setidaknya biar aku ngga terlalu gugup…’ batin Hayi.
Minzy berjalan
menuju meja makan sembari mengucek-ngucek matanya. Dia masih memakai baju
tidurnya. Minzy duduk di sebelah Hayi. “oh annyeong, kek! Annyeong, Hayi!” sapa
Minzy. “good morning, Minzy. Kamu ngga kuliah?” Tanya kakek Yang. “ngga ada
jadwal buat hari ini, kek. Nanti siang rencananya aku mau beli peralatan lukis
baru,” jawab Minzy. Kakek Yang hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah itu
satu per satu mulai kumpul, dan akhirnya lengkap. “good morning, baby Hayi! Wah
kamu udah hapal denah rumah ya?” Tanya Bom yang duduk di sebelah Minzy. “ne,
eonnie. Aku ngga mau ngerepotin eonnie hehe…” jawab Hayi sembari tersenyum pada
Bom. “ngga ngerepotin ko,” kata Bom sembari mengedipkan matanya yang sebelah
kiri. Hayi membalas tersenyum pada Bom.
Sarapanpun
dimulai. Semuanya focus pada makanannya sendiri-sendiri. Makanan Hayi
diambilkan oleh Bom, dan yang lainnya menyarankan makanan apa yang harus Hayi
makan. “Bom eonnie, Hayi harus makan nasi. Semalemkan Hayi Cuma makan sedikit,”
saran CL. “Hayi, kamu harus minum susu. Biar kuat kaya aku,” saran Daesung
sembari memperlihatkan otot-ototnya pada Hayi, dan semuanya tertawa. Hayi pun
tersenyum geli melihat Daesung. “jangan
lupa vitaminnya!” saran Dara sangat bersemangat.
Sekitar 15
menit sarapanpun selesai. Hayi sangat kenyang. Makan nasi dan setelah itu minum
susu. Makanannya pun habis semua. “nah Hayi gitu dong, makanannya habis,” kata
TOP sembari mengedipkan matanya yang sebelah kanan. Hayi hanya mengangguk dan
tersenyum.
“oh iya,
jiyoung. Kamu berangkat ke Paris jam berapa?” Tanya kakek Yang.
“habis
sarapan, kek. Pesawat berangkat jam 10 nanti. Berangkat pagi, mau nongkrong
dulu sama youngbae,” jawab GD.
“nah,
sekalian antarin Hayi ya? Kakek ngga bisa nemenin Hayi. Kakek ada meeting pagi
ini. Antar Hayi sampai Hayi mau masuk ke kelas. Jadi nanti kamu anterin ke
ruang kepala sekolah. Setelah Hayi diantar ke kelasnya oleh guru, kalian baru
boleh pergi. Oke?”
“arasso,
kek.” Jawab Taeyang sembari mengangguk.
“nah, Hayi.
Kamu ikut oppa-mu ya. Jiyoung, Youngbae, jagain adik kamu.” Kata kakek Yang.
“arasso,
kek.” Jawab GD dan Taeyang bersamaan.
“ayo, Hayi.
Kita berangkat sekarang. Kek, pergi dulu ya. Sampai bertemu minggu depan.
Semuanyaaaa, sampai bertemu minggu depan…” pamit GD pada kakek Yang dan semua
sepupu-sepupunya.
“hyuuuuung,
oleh-oleeeeeh!!!” kata Seungri berteriak.
“ya!
Seungri ya! Berisik!” omel Dara ke adiknya. Seketika Seungri langsung diam
mematung memandangi kakaknya.
“GD,
Taeyang. Jaga Baby Hayi, ya!” pesan Bom.
“tenang,
noona. Arasso.” Jawab GD sembari mengedipkan matanya yang sebelah kanan.
Setelah
pamitan semuanya berangkat. Hayi bersama GD dan Taeyang naik ke mobil. Dara dan
kakek Yang berangkat ke kantor bersama. Seungri mengantar CL untuk pergi
kesalon lalu mengantarnya ke tempat photoshoot. Daesung dan Bom pergi ke studio
musiknya Tablo untuk latihan bernyanyi bersama Tablo. Minzy pergi ke kamarnya
untuk mandi.
Taeyang
yang menyetir. Hayi duduk di belakang dan GD duduk di samping Taeyang. “ya,
Baby Hayi. Jangan khawatir sama sekolah baru kamu. Sekolah baru kamu itu bagus.
That’s why kakek Yang mengirimmu kesana. Dulu kita-kita juga bersekolah disana.
Jadi, guru-guru disana udah kenal sama keluarga kita. Kalo ada apa-apa, atau
kamu di bully, bilang aja ke kita. Ngga usah takut. Kita kan keluarga. Saling
mengenal, saling menjaga, saling menyayangi, saling membimbing, dan saling
support satu sama lain. Itu pesan kakek Yang. Oke?” cerita GD. “ne. Arasso,
oppa…” jawab Hayi sembari menganggukkan kepalanya. Taeyang tidak berkomentar,
hanya memperhatikan Hayi dari kaca spion.
GD banyak
bercerita tentang masa remaja bersama Taeyang di Keller Senior High School. Hayi
meresponnya dengan menganggukkan kepalanya dan berbicara, “oh I see..”.
Sesekali Taeyang memperhatikan dari kaca spion. Taeyang melihat Hayi sedang
melihat ke arah luar jendela. Wajah Hayi dipenuhi dengan perasaan khawatir,
gugup dan ragu. Ketika sudah memasuki gerbang sekolah Hayi semakin gugup. Tak
hentinya iya menutup matanya lalu mengambil nafas dalam-dalam.
“nah, Baby
Hayi kita udah sampe…” kata GD sembari melihat ke belakang, memastikan bahwa
Hayi baik-baik saja. Taeyang pun melihat kebelakang. GD melihat Hayi mematung.
Sesekali menutup matanya. “Baby Hayi? Are you ok? You look pale…” kata GD
memastikan Hayi bahwa Hayi baik-baik saja. Hayi tidak menjawab. GD panic lalu
keluar dari mobil dan membuka pintu belakang. GD mengecek dahi Hayi, tidak
panas. Taeyang pun ikut panic.
“ya! Baby
Hayi?! Are you ok?” sekali lagi GD bertanya pada Hayi. “mianhae, oppa. I’m just
shaking. Nervous, seriously. I just wanna make sure myself. Huh… I’m ready,
now…” jawab Hayi mencoba tersenyum pada GD dan Taeyang. “mianhe, oppa. Sorry to
make you both panic…” sambung Hayi.
“huh… glad
you fine. No problem. Now, let’s go to the principal room…” ajak GD. Taeyang
pun keluar dari mobilnya dan berdiri di sebelah GD. GD dan Taeyang menolong
Hayi untuk berdiri. Mereka merasakan bahwa Hayi gemetaran. Perlahan Hayi keluar
dari mobil. GD berdiri di sebelah kiri Hayi dan Taeyang berdiri di sebelah
kanan Hayi.
Setelah
sampai di ruang kepala sekolah, GD dan Taeyang menyapa , bersalaman dan saling
menanyakan kabar. “so, this is your cousin?” Tanya kepala sekolah. “yes, Sir.”
Jawab GD. “wait for a minute, till her teacher come here.” Jelas kepala
sekolahnya. Tak lama kemudian gurunya datang menjemput Hayi untuk
mengantarkannya ke kelasnya. GD dan Taeyang pun bersalaman pada guru Hayi. Hayi
berkenalan dengan gurunya.
“baby Hayi,
belajar yang bener yaaaa… oppa, hari ini ke Paris. Kamu mau oleh-oleh apa?”
Tanya GD sebelum Hayi ke kelasnya. “ngga usah, oppa…” jawab Hayi. “nanti oppa
cariin yang cocok buat kamu yaaaa. Kalo ada apa-apa kabarin oppa. Selama oppa
ngga ada, kamu bisa bilang ke youngbae. Ok? Go have fun with your new friends!
Bubye our cutest Baby Hayi. Cute than that Baby Panda, Seungri haha… Nanti ke
parkiran aja, kamu bakal ada yang jemput.” di akhiri dengan tertawa. “ok. Bye,
oppa…” pamit Hayi pada GD dan Taeyang sembari melambaikan tangannya. GD dan
Taeyang pun melambaikan tangannya juga. “I hope she’s ok. Ya, youngbae. Take
care of her when I’m in Paris.” Kata GD. Taeyang hanya menganggukkan kepalanya
dan tersenyum. GD dan Taeyang pamit untuk pergi pada kepala sekolah. Mereka
berdua langsung menuju café.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar