Rabu, 22 Oktober 2014

chapter 1 part 4

“oke, selanjutnya siapa yang mau cerita?” Tanya kakek Yang memecah keheningan. “aku, kek!” kata CL sambil mengangkat tangannya ke udara. Seketika itu pula CL maju ke depan, duduk di kursi yang berada di tengah ruangan. “seneng deh ada sepupu baru lagi, buat Hayi, welcome to this big family, yaaaa. Sebelumnya, aku mau ngasih penjelasan ke Hayi. Jadi, setiap 15 menit sebelum makan malam, kita kumpul disini. Nunggu yang lain pulang dan istirahat sejenak disini. Kemudian kita baru makan malam. Setelah itu, kita balik ke ruang keluarga buat nyeritain cerita kita seharian disini. Mungkin kita sibuk, tapi di moment ini yang ngedeketin kita semua. Biar semua tau cerita kita. Ngga ada rahasia. Semua kita ceritain. Even cerita tentang love life pun kita ceritain. Mungkin ada yang udah beberapa hari belum pulang ke rumah, pas pulang ke rumah jadi banyak cerita. Atau kalo ada yang lagi punya masalah, siapa tau kita bisa ngasih solusi. Jadi, buat Hayi. Ini juga bisa buat latihan kamu buat lebih percaya diri. Jangan takut sama kita, kita ngga gigit koooo…” jelas CL. Hayi hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
Entah tidak pasti apa yang Hayi rasakan saat ini. Lega karena ternyata mereka memberi kekuatan untuk Hayi. Namun ada perasaan lain… Hayi kangen ayah dan ibunya. ‘yah, ma… biasanya kita makan malem bertiga…’ batin Hayi.

Setelah CL, GD, Dara, Minzy, Bom (Bom hanya bercerita dari pagi hingga bertemu Hayi, karena sebelumnya sudah Bom ceritakan pada saat Bom menceritakan cerita tentang Hayi),TOP, Taeyang, Tablo bercerita tentang cerita mereka hari ini, dan saatnya Daesung yang bercerita. “ya annyeong! Daesung imnidaaaaa hahahaha. Annyeong Hayiiiiii. Coba mana senyumnya? Oppa mau liat…” belum Daesung menyelesaikan kata-katanya. Sebuah bantal mendarat tepat di mukanya. Bantal itu dilempar tidak lain, tidak bukan oleh Bom. “ya!!! Nanti Hayi malah tambah takut!!!” omel Bom. “noona… ngga usah ngelempar bantal juga…” jawab Daesung datar. Membuat Hayi tersenyum geli melihat tingkah sepupu-sepupunya. Daesung pun melihat Hayi tersenyum. “naaah Hayi, gitu dong senyuuuum…” sentak membuat yang lainnya melihat ke arah Hayi, dan Hayi terkejut.

Setelah Daesung bercerita, sekarang giliran Seungri. “coba Hayi mana senyumnya? Oppa mau liat. Katanya kamu cute more than me sampe-sampe dipanggil Baby Hayi sama Bom noona…” Hayi malu. Dia diem aja. Datar. “look! Dia diem aja cute banget hahahaha. Seungri kamu kalah…” kata Dara sembari menunjukkan jempolnya yang mengarah kebawah. “ya! Tapi kan namaku Seungri…” jawab Seungri memelas. Membuat semuanya tertawa. Setelah Seungri bercerita, semuanya tenggelam dalam percakapannya sendiri-sendiri.

“Hayi, kamu sebaiknya istirahat. Telfon ayah sama ibumu. Aku tau kamu kangen sama mereka, kan? Aku anter yaaaa…” ajak Bom dan Hayi langsung menyetujuinya. Hayi hanya diam sepanjang perjalanan dan menundukkan kepalanya. Sesekali melihat kedepan. Ketika sudah sampai di depan kamarnya, “eonnie, aku ngga tau lagi harus gimana tadi kalo ngga ada eonnie. Terima kasih banyak, eonnie…” kata Hayi dengan suaranya yang pelan. “sama-sama Baby Hayi. Cerita aja sama aku kalo ada apa-apa. Oke? Yasudah kamu istirahat ya. Besok hari Senin. Besok kamu udah mulai sekolah di sekolah yang baru. Pasang alarm jam setengah 5 pagi yaaaa. Kita sarapan jam 6 pagi. Usahain sampe ruang makan jam 6 kurang. Kamu udah hafal jalan ke ruang makan atau belum? Kalo belum jam 6 kurang SMS aku aja, oke? Good night Baby Hayi!” kata Bom sembari tersenyum ramah pada Hayi. “okeee. Good ngiht, eonnie…” Hayi pun membalas senyum pada Bom.

Setelah Hayi masuk ke kamarnya, dia bersih-bersih. Lalu naik ke atas tempat tidurnya sembari mengetik pesan singkat.

Yah, ma. Hayi kangen kalian. Doain Hayi terus ya…

...

Di ruang tamu, ketika Bom baru saja sampai di ruang keluarga. Kakek Yang maju ke tengah dan duduk di kursi yang berada di tengah. “sebelum kakek menjemput Hayi, beberapa hari sebelumnya kakek Tanya sama ayah dan ibunya. Seperti apa Hayi anaknya? Agar kakek dan kalian dapat memahami dan membimbing dia dengan cara yang tepat. Mereka menjawab, Hayi itu tidak mudah bersosialisasi. Hayi anak yang introvert. Dia lebih suka memendam perasaan yang sedang dia rasakan sendirian. Hayi sangat kaku berada di tengah-tengah orang baru. Dia merasa sangat ketakutan dan merasa terancam kalau berada di tempat baru. Dia tidak percaya diri. Dia perasa dan sangat sensitif. Ayah dan ibunya cerita, bahwa setiap mendapat kelas baru Hayi akan mendapatkan teman dekat ketika di semester ke-2. Begitu seterusnya…” jelas kakek Yang. Semuanya terdiam.


“jadi, kalian tau kan sekarang mengapa dia seperti itu tadi? Dia ketakutan. Dia rapuh. Dia butuh orang-orang yang membuat dia nyaman. Itu tugas baru kita. Kakek senang ketika Bom merangkul dia, memeluk dia. Itu akan menimbulkan rasa percaya bahwa masih ada orang di sekelilingnya yang sayang dan peduli dengannya. Kakek khawatir kalo Hayi tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Dia benar-benar berada di suasana yang benar-benar baru buatnya. Kakek harapkan bimbingan dari kalian semua. Saling mengenal, saling menjaga, saling menyayangi, saling membimbing, saling support satu sama lain. Itu tujuannya mengapa kakek membawa kalian semua kesini. Oke? FIGHTING!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar