“oke,
selanjutnya siapa yang mau cerita?” Tanya kakek Yang memecah keheningan. “aku,
kek!” kata CL sambil mengangkat tangannya ke udara. Seketika itu pula CL maju
ke depan, duduk di kursi yang berada di tengah ruangan. “seneng deh ada sepupu
baru lagi, buat Hayi, welcome to this big family, yaaaa. Sebelumnya, aku mau
ngasih penjelasan ke Hayi. Jadi, setiap 15 menit sebelum makan malam, kita
kumpul disini. Nunggu yang lain pulang dan istirahat sejenak disini. Kemudian
kita baru makan malam. Setelah itu, kita balik ke ruang keluarga buat nyeritain
cerita kita seharian disini. Mungkin kita sibuk, tapi di moment ini yang
ngedeketin kita semua. Biar semua tau cerita kita. Ngga ada rahasia. Semua kita
ceritain. Even cerita tentang love life pun kita ceritain. Mungkin ada yang
udah beberapa hari belum pulang ke rumah, pas pulang ke rumah jadi banyak
cerita. Atau kalo ada yang lagi punya masalah, siapa tau kita bisa ngasih
solusi. Jadi, buat Hayi. Ini juga bisa buat latihan kamu buat lebih percaya
diri. Jangan takut sama kita, kita ngga gigit koooo…” jelas CL. Hayi hanya
mengangguk dan tersenyum tipis.
Entah tidak pasti apa yang Hayi rasakan saat
ini. Lega karena ternyata mereka memberi kekuatan untuk Hayi. Namun ada
perasaan lain… Hayi kangen ayah dan ibunya. ‘yah, ma… biasanya kita makan malem
bertiga…’ batin Hayi.
Setelah CL,
GD, Dara, Minzy, Bom (Bom hanya bercerita dari pagi hingga bertemu Hayi, karena
sebelumnya sudah Bom ceritakan pada saat Bom menceritakan cerita tentang Hayi),TOP,
Taeyang, Tablo bercerita tentang cerita mereka hari ini, dan saatnya Daesung
yang bercerita. “ya annyeong! Daesung imnidaaaaa hahahaha. Annyeong Hayiiiiii.
Coba mana senyumnya? Oppa mau liat…” belum Daesung menyelesaikan kata-katanya.
Sebuah bantal mendarat tepat di mukanya. Bantal itu dilempar tidak lain, tidak
bukan oleh Bom. “ya!!! Nanti Hayi malah tambah takut!!!” omel Bom. “noona… ngga
usah ngelempar bantal juga…” jawab Daesung datar. Membuat Hayi tersenyum geli
melihat tingkah sepupu-sepupunya. Daesung pun melihat Hayi tersenyum. “naaah
Hayi, gitu dong senyuuuum…” sentak membuat yang lainnya melihat ke arah Hayi,
dan Hayi terkejut.
Setelah
Daesung bercerita, sekarang giliran Seungri. “coba Hayi mana senyumnya? Oppa
mau liat. Katanya kamu cute more than me sampe-sampe dipanggil Baby Hayi sama
Bom noona…” Hayi malu. Dia diem aja. Datar. “look! Dia diem aja cute banget
hahahaha. Seungri kamu kalah…” kata Dara sembari menunjukkan jempolnya yang
mengarah kebawah. “ya! Tapi kan namaku Seungri…” jawab Seungri memelas. Membuat
semuanya tertawa. Setelah Seungri bercerita, semuanya tenggelam dalam
percakapannya sendiri-sendiri.
“Hayi, kamu
sebaiknya istirahat. Telfon ayah sama ibumu. Aku tau kamu kangen sama mereka,
kan? Aku anter yaaaa…” ajak Bom dan Hayi langsung menyetujuinya. Hayi hanya
diam sepanjang perjalanan dan menundukkan kepalanya. Sesekali melihat kedepan.
Ketika sudah sampai di depan kamarnya, “eonnie, aku ngga tau lagi harus gimana
tadi kalo ngga ada eonnie. Terima kasih banyak, eonnie…” kata Hayi dengan
suaranya yang pelan. “sama-sama Baby Hayi. Cerita aja sama aku kalo ada
apa-apa. Oke? Yasudah kamu istirahat ya. Besok hari Senin. Besok kamu udah
mulai sekolah di sekolah yang baru. Pasang alarm jam setengah 5 pagi yaaaa.
Kita sarapan jam 6 pagi. Usahain sampe ruang makan jam 6 kurang. Kamu udah
hafal jalan ke ruang makan atau belum? Kalo belum jam 6 kurang SMS aku aja,
oke? Good night Baby Hayi!” kata Bom sembari tersenyum ramah pada Hayi. “okeee.
Good ngiht, eonnie…” Hayi pun membalas senyum pada Bom.
Setelah
Hayi masuk ke kamarnya, dia bersih-bersih. Lalu naik ke atas tempat tidurnya
sembari mengetik pesan singkat.
Yah, ma. Hayi kangen kalian. Doain Hayi terus
ya…
...
Di ruang
tamu, ketika Bom baru saja sampai di ruang keluarga. Kakek Yang maju ke tengah
dan duduk di kursi yang berada di tengah. “sebelum kakek menjemput Hayi,
beberapa hari sebelumnya kakek Tanya sama ayah dan ibunya. Seperti apa Hayi
anaknya? Agar kakek dan kalian dapat memahami dan membimbing dia dengan cara
yang tepat. Mereka menjawab, Hayi itu tidak mudah bersosialisasi. Hayi anak
yang introvert. Dia lebih suka memendam perasaan yang sedang dia rasakan
sendirian. Hayi sangat kaku berada di tengah-tengah orang baru. Dia merasa
sangat ketakutan dan merasa terancam kalau berada di tempat baru. Dia tidak
percaya diri. Dia perasa dan sangat sensitif. Ayah dan ibunya cerita, bahwa
setiap mendapat kelas baru Hayi akan mendapatkan teman dekat ketika di semester
ke-2. Begitu seterusnya…” jelas kakek Yang. Semuanya terdiam.
“jadi,
kalian tau kan sekarang mengapa dia seperti itu tadi? Dia ketakutan. Dia rapuh.
Dia butuh orang-orang yang membuat dia nyaman. Itu tugas baru kita. Kakek
senang ketika Bom merangkul dia, memeluk dia. Itu akan menimbulkan rasa percaya
bahwa masih ada orang di sekelilingnya yang sayang dan peduli dengannya. Kakek
khawatir kalo Hayi tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Dia benar-benar
berada di suasana yang benar-benar baru buatnya. Kakek harapkan bimbingan dari
kalian semua. Saling mengenal, saling menjaga, saling menyayangi, saling
membimbing, saling support satu sama lain. Itu tujuannya mengapa kakek membawa
kalian semua kesini. Oke? FIGHTING!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar