Rabu, 09 Juli 2014

chapter 1 part 2

Hayi duduk di tempat tidurnya. Melihat ke sekeliling kamarnya. Sesekali sembari tersenyum. Pertanda dia sangat suka kamarnya. Di dekat tempat tidurnya ada jendela besar, oh atau pintu? Ternyata itu pintu menuju balkon. Pintu itu berkaca dengan frame warna putih. Hayi penasaran dengan pemandangan di luar. Hayi membuka pintu, udaranya sangat sejuk. Pemandangannya indah sekali. Rumah ini dikelilingi oleh pekarangan bunga yang sangat besar dan indah. Tertata rapi, dan bersih. Di balkon itu ada bangku yang sangat nyaman dan sebuah meja di sampingnya. Hayi pun duduk di bangku itu, dan merasa sangat nyaman. ‘sepertinya, aku bisa menghabiskan waktuku seharian disini untuk membaca novel. Apalagi dengan keadaan rumah yang sunyi, aku bisa sangat tenang mengahabiskan satu demi satu novel yang baru aku beli minggu lalu’ batin Hayi sembari tersenyum sangat bahagia.

Eonnie, aku sudah siap untuk tour-nya. Aku akan segera ke ujung koridor. Sampai bertemu
-Hayi-

Pesan singkat pun sudah dikirim untuk Bom. Hayi menutup pintu balkon, dan segera bersiap. Setelah siap, Hayi keluar dari kamarnya dan menutup pintunya. Menuju ujung koridor. “annyeong Baby Hayi! Gimana? Are you ready?” Tanya Bom sangat excited. Hayi mengangguk dan sangat excited juga.

Hayi benar-benar takjub dengan rumah ini. Benar-benar seperti istana! “nah, ini perpustakaannya! Minzy suka banget kesini. Dia bisa lama banget disini. Dia ngerjain semua tugas kuliahnya disini. Disini bukunya lengkap banget! Disini buku apa aja ada looooh. Kata kakek Yang, kamu suka baca buku? Novel? Disini ada kooo, lengkap. Kamu suka menggambar? Disini banyak buku seni. Atau kamu bisa nanya-nanya sama Minzy. Kalo kamu ada tugas sekolah, kesini aja. Liat deh, tuh! Lengkap buku pelajarannya. Pokonya kamu bakalan betah deh disini hihi,” jelas Bom sangat excited. Hayi benar-benar ingin teriak, tapi itu tidak mungkin. Takutnya Hayi disangka gila sama orang-orang sini.

Di perpustakaan ini, seluruh dindingnya ditutupi oleh rak buku. Menjulang tingginya, maka dari itu disiapkan tangga untuk mencapai buku di rak tertinggi. Ada meja belajar, ada beberapa meja serta kursinya. Disetiap meja terdapat satu lampu baca. Disini pula, ada beberapa sofa yang kelihatannya sangat nyaman…

“ya Taeyang! Kamu disana dari tadi?” Tanya Bom kepada seseorang laki-laki di ruangan itu yang sedang membaca dan duduk di sofa sembari berbaring. “ne. dan kamu sangat berisik.” Kata laki-laki itu. “mianhe Taeyang. Oh by the way, kenalin ini Hayi. Sepupu kita. Baru dateng beberapa jam yang lalu.” Kata Bom memperkenalkan Hayi pada laki-laki itu. Laki-laki itu menaruh bukunya di sofa, dan berjalan menuju Bom. “oh ini yang namanya Lee Hi? Annyeong, Youngbae imnida. You can call me Taeyang oppa,” kata laki-laki itu memperkenalkan diri pada Hayi. “annyeong, oppa. Lee Hi imnida, you can call me Hayi…” Hayi agak takut pada Taeyang. Taeyang agak ketus padanya.

“yaudah yuk, kita ke ruangan lain. Taeyang, duluan ya! Annyeong!” pamit Bom pada Taeyang sambil melambaikan tangan Bom pada Taeyang. “Annyeong noona…” Taeyang pun melambaikan tangannya.

Tidak jauh dari situ ada ruangan. Bom membuka pintunya, ruangannya sangat besar. Hayi belum bisa menebak ruangan apa itu. “Hayi, ini ruangan kerjanya GD. Tuh liat banyak kain-kain. Banyak kertas-kertas design bajunya di tembok. GD bisa seharian disini dan ngga keluar-keluar. Palingan keluar buat makan. Kadang juga dia suka nyuruh asisten rumah tangga disini buat bawain makanannya kesini. Disini juga ada kamar mandinya. CL biasanya disini juga bantuin GD. CL jadi modelnya. Sebagai sepupu kan harus saling membantu hihi,”

‘sebagai sepupu kan harus saling membantu…’ kata-kata itu terus terngiang-ngiang di benak Hayi. ‘sepertinya asik. Dikelilingi oleh sepupu-sepupu dan bekerja sama. Aku tidak punya adik atau kaka sebelumnya. Jadi aku belum pernah merasakan menghabiskan waktu dengan kakak-kakak atau adik-adik. Semoga menyenangkan…” batin Hayi penuh harap.

Tok tok tok. “ya, masuk!” kata seseorang dari dalam ruangan itu. Bom membuka pintunya. Ruangannya gelap. Penerangannya hanya dari 2 komputer dan dari tombol-tombol kecil yang Hayi sendiri pun tak tau itu apa.

“annyeong, oppa!” sapa Bom. “ya Bom! Ada apa?” laki-laki yang sedang duduk di depan computer itu menyapa Bom juga. “ini sepupu kita, yang baru sampe beberapa jam yang lalu. Aku lagi tour nih. Oppa, kenalin ini Hayi.” Kata Bom memperkenalkan Hayi pada laki-laki itu. Laki-laki itu segera berdiri dan menghidupkan lampu di ruangan itu. “annyeong, Hayi! Tablo imnida, panggil aja Tablo oppa,” kata laki-laki itu sembari tersenyum raman padanya. “annyeong, oppa! Lee Hi imnida, panggil aja aku Hayi,” Hayi pun membalas senyum Tablo.

“nah, Hayi. Ini ruangan kerjanya Tablo oppa, dan Taeyang. Cowo yang tadi di perpustakaan itu. Mereka berdua itu song writer. Tablo oppa itu song writer, produser, composer, dan arranger music. Begitu juga Taeyang, seorang penyanyi, song writer, dan dancer. Tablo oppa dan Taeyang dapat memainkan alat music. Mereka berdua itu adik-kakak,” jelas Bom. Hayi pun kaget, matanya membelalak.

“hahahaha. Hayi, kamu kenapa? Kaget kalo aku sama Taeyang adik-kakak? Taeyang ketus sama kamu ya? Hahaha dia memang begitu orangnya, tapi kalo udah kenal sama dia ngga ko. Dia perhatian sama sepupu-sepupunya yang lain. Apalagi sama yang cewe-cewe. Dia itu kaya malaikat pelindung.” Jelas Tablo sembari cengengesan. “kamu sabar aja, Hayi. Kalo diketusin Taeyang. Dia memang begitu kalo ketemu sama orang baru.” Bom menambahkan.

“kalo Hayi ada apa-apa, bilang aja ke oppa. Oppa siap ko bantuin. Semoga betah disini yaaaa,” kata Tablo sembari tersenyum ramah pada Hayi. Hayi pun membalasa senyum Tablo. “yaudah, oppa. Aku mau keliling-keliling lagi. Annyeong!”pamit Bom sambil melambaikan tangannya. “annyeong Bom, Hayi.” Kata Tablo sembari tersenyum.

Sudah satu jam lebih mengelilingi rumah besar itu. Sangat melelahkan. Mereka sekarang berada di dapur. Bom memberikan Hayi jus jeruk sembari berisitirahat sejenak di dapur. Ruangan di rumah itu banyak dan sangatlah luas. Yang paling banyak adalah kamar-kamar di rumah ini, ada sekitar 17 kamar. Dengan banyak fasilitas. Seperti perpustakaan, workshop design, studio music, ruangan music (terdapat banyak sekali alat music disini), dance studio, gym, lapangan basket indoor, lapangan futsal indoor, salon pribadi, spa & sauna, dan theatre mini. Jarak antar satu ruangan ke ruangan yang lain sangat jauh.

“kita belum ke pekarangan rumah di luar. Disana bagus banget loh! Biasanya GD kalo bikin photoshoot dadakan selalu di pekarangan rumah dengan CL sebagai modelnya. Kamu mau liat ngga?” Tanya Bom memecahkan keheningan. “ne, eonnie. Aku mau banget. Aku penasaran. Tadi aku udah liat dari balkon kamar. Bagus banget!” jawab Hayi excited. “hihi baiklah. Are you ready?”  Tanya Bom sekali lagi. “ready, eonnie! Hihi,” jawab Hayi penuh semangat.

Sekali lagi, Hayi dibuat takjub dengan rumah ini. Banyak sekali variasi bunga disini. Ada bunga matahari, bunga mawar, bunga chrysant, dan masih banyak lagi. Bunga-bunganya sangat terawat. Kata Bom, pekarangan ini diurus oleh tukang kebun professional. Ada sekitar 3 tukang professional untuk mengurusi tumbuhan-tumbuhan di pekarangan ini setiap harinya. Bom juga cerita bahwa disini terdapat 17 asisten rumah tangga yang membersihkan setiap kamar. Jadi setiap kamar terdapat 1 asisten rumah tangga untuk membersihkannya. Untuk juru masaknya, kakek Yang mempunyai juru masak andal. Ada 3 chef andal di rumah itu. Ada 7 supir di rumah itu, setiap anggota keluarga punya mobil sendiri-sendiri, dengan catatan harus punya SIM. Kalo tidak punya SIM, akan ada supir yang mengantar.

Hayi diantar Bom balik ke kamarnya. Sudah jam enam lebih sepuluh menit. Tidak terasa sekitar kurang lebih tiga jam berkeliling rumah. “Hayi, jam tujuh nanti kita makan malam. Kalo bisa sebelum jam tujuh kamu udah siap. Soalnya kita biasanya kumpul-kumpul di ruang keluarga dulu sebelum makan. Kamu mandi dulu, nanti aku jemput lagi di ujung koridor itu. SMS aku ya kalo kamu udah siap. Aku duluan ya, aku juga mau mandi hihi. Bubye, Baby Hayi,” kata Bom sambil melambaikan tangannya ke Hayi. “kamsahamnida, eonnie,” kata Hayi.

Hayi masuk kekamarnya dan segera memilih baju yang akan dia kenakan. ‘aku harus terlihat rapi, tapi santai…’ batin Hayi yang tampak bingung memilih. Setelah 3 menit memilih baju dan akhirnya mendapatkan baju yang pas, Hayi langsung bergegas mandi. 15 menit kemudian Hayi selesai mandi.

eonnie, aku siap sekitar 10 menitan lagi yaaaa.-  Hayi mengirim pesan singkat untuk Bom.

Hayi menyisir rambutnya, memakai lotion, dan menyemprotkan parfum. Dia mengambil hair dryer-nya dan langsung mengeringkan rambutnya hingga setengah kering. 5 menit setelahnya Hayi hampir siap. Dia sedang melihat dirinya di cermin. Dia memikirkan banyak hal…

‘bagaimana kalo mereka ngga suka sama aku?’

‘bagaimana kalo aku terlihat kacau di depan mereka?’

‘apa yang akan mereka akan pikirkan tentang diriku?’

‘aku takut…’

Lamunannya terpecah saat mendengar dering dari ponselnya. Ada pesan singkat dari Bom.

Aku lagi di jalan menuju koridor kamu, yaaaa. – pesan dari Bom. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar