Hayi duduk
di tempat tidurnya. Melihat ke sekeliling kamarnya. Sesekali sembari tersenyum.
Pertanda dia sangat suka kamarnya. Di dekat tempat tidurnya ada jendela besar,
oh atau pintu? Ternyata itu pintu menuju balkon. Pintu itu berkaca dengan frame
warna putih. Hayi penasaran dengan pemandangan di luar. Hayi membuka pintu,
udaranya sangat sejuk. Pemandangannya indah sekali. Rumah ini dikelilingi oleh
pekarangan bunga yang sangat besar dan indah. Tertata rapi, dan bersih. Di
balkon itu ada bangku yang sangat nyaman dan sebuah meja di sampingnya. Hayi
pun duduk di bangku itu, dan merasa sangat nyaman. ‘sepertinya, aku bisa
menghabiskan waktuku seharian disini untuk membaca novel. Apalagi dengan
keadaan rumah yang sunyi, aku bisa sangat tenang mengahabiskan satu demi satu
novel yang baru aku beli minggu lalu’ batin Hayi sembari tersenyum sangat
bahagia.
Eonnie, aku sudah siap untuk tour-nya. Aku akan
segera ke ujung koridor. Sampai bertemu
-Hayi-
-Hayi-
Pesan
singkat pun sudah dikirim untuk Bom. Hayi menutup pintu balkon, dan segera
bersiap. Setelah siap, Hayi keluar dari kamarnya dan menutup pintunya. Menuju
ujung koridor. “annyeong Baby Hayi! Gimana? Are you ready?” Tanya Bom sangat excited. Hayi mengangguk dan sangat
excited juga.
Hayi
benar-benar takjub dengan rumah ini. Benar-benar seperti istana! “nah, ini
perpustakaannya! Minzy suka banget kesini. Dia bisa lama banget disini. Dia
ngerjain semua tugas kuliahnya disini. Disini bukunya lengkap banget! Disini
buku apa aja ada looooh. Kata kakek Yang, kamu suka baca buku? Novel? Disini
ada kooo, lengkap. Kamu suka menggambar? Disini banyak buku seni. Atau kamu
bisa nanya-nanya sama Minzy. Kalo kamu ada tugas sekolah, kesini aja. Liat deh,
tuh! Lengkap buku pelajarannya. Pokonya kamu bakalan betah deh disini hihi,”
jelas Bom sangat excited. Hayi benar-benar ingin teriak, tapi itu tidak
mungkin. Takutnya Hayi disangka gila sama orang-orang sini.
Di
perpustakaan ini, seluruh dindingnya ditutupi oleh rak buku. Menjulang
tingginya, maka dari itu disiapkan tangga untuk mencapai buku di rak tertinggi.
Ada meja belajar, ada beberapa meja serta kursinya. Disetiap meja terdapat satu
lampu baca. Disini pula, ada beberapa sofa yang kelihatannya sangat nyaman…
“ya
Taeyang! Kamu disana dari tadi?” Tanya Bom kepada seseorang laki-laki di
ruangan itu yang sedang membaca dan duduk di sofa sembari berbaring. “ne. dan
kamu sangat berisik.” Kata laki-laki itu. “mianhe Taeyang. Oh by the way,
kenalin ini Hayi. Sepupu kita. Baru dateng beberapa jam yang lalu.” Kata Bom
memperkenalkan Hayi pada laki-laki itu. Laki-laki itu menaruh bukunya di sofa,
dan berjalan menuju Bom. “oh ini yang namanya Lee Hi? Annyeong, Youngbae
imnida. You can call me Taeyang oppa,” kata laki-laki itu memperkenalkan diri
pada Hayi. “annyeong, oppa. Lee Hi imnida, you can call me Hayi…” Hayi agak
takut pada Taeyang. Taeyang agak ketus padanya.
“yaudah
yuk, kita ke ruangan lain. Taeyang, duluan ya! Annyeong!” pamit Bom pada
Taeyang sambil melambaikan tangan Bom pada Taeyang. “Annyeong noona…” Taeyang
pun melambaikan tangannya.
Tidak jauh
dari situ ada ruangan. Bom membuka pintunya, ruangannya sangat besar. Hayi
belum bisa menebak ruangan apa itu. “Hayi, ini ruangan kerjanya GD. Tuh liat
banyak kain-kain. Banyak kertas-kertas design bajunya di tembok. GD bisa
seharian disini dan ngga keluar-keluar. Palingan keluar buat makan. Kadang juga
dia suka nyuruh asisten rumah tangga disini buat bawain makanannya kesini.
Disini juga ada kamar mandinya. CL biasanya disini juga bantuin GD. CL jadi
modelnya. Sebagai sepupu kan harus saling membantu hihi,”
‘sebagai
sepupu kan harus saling membantu…’ kata-kata itu terus terngiang-ngiang di
benak Hayi. ‘sepertinya asik. Dikelilingi oleh sepupu-sepupu dan bekerja sama.
Aku tidak punya adik atau kaka sebelumnya. Jadi aku belum pernah merasakan
menghabiskan waktu dengan kakak-kakak atau adik-adik. Semoga menyenangkan…”
batin Hayi penuh harap.
Tok tok
tok. “ya, masuk!” kata seseorang dari dalam ruangan itu. Bom membuka pintunya.
Ruangannya gelap. Penerangannya hanya dari 2 komputer dan dari tombol-tombol
kecil yang Hayi sendiri pun tak tau itu apa.
“annyeong,
oppa!” sapa Bom. “ya Bom! Ada apa?” laki-laki yang sedang duduk di depan
computer itu menyapa Bom juga. “ini sepupu kita, yang baru sampe beberapa jam
yang lalu. Aku lagi tour nih. Oppa, kenalin ini Hayi.” Kata Bom memperkenalkan
Hayi pada laki-laki itu. Laki-laki itu segera berdiri dan menghidupkan lampu di
ruangan itu. “annyeong, Hayi! Tablo imnida, panggil aja Tablo oppa,” kata
laki-laki itu sembari tersenyum raman padanya. “annyeong, oppa! Lee Hi imnida,
panggil aja aku Hayi,” Hayi pun membalas senyum Tablo.
“nah, Hayi.
Ini ruangan kerjanya Tablo oppa, dan Taeyang. Cowo yang tadi di perpustakaan
itu. Mereka berdua itu song writer. Tablo oppa itu song writer, produser,
composer, dan arranger music. Begitu juga Taeyang, seorang penyanyi, song
writer, dan dancer. Tablo oppa dan Taeyang dapat memainkan alat music. Mereka
berdua itu adik-kakak,” jelas Bom. Hayi pun kaget, matanya membelalak.
“hahahaha.
Hayi, kamu kenapa? Kaget kalo aku sama Taeyang adik-kakak? Taeyang ketus sama
kamu ya? Hahaha dia memang begitu orangnya, tapi kalo udah kenal sama dia ngga
ko. Dia perhatian sama sepupu-sepupunya yang lain. Apalagi sama yang cewe-cewe.
Dia itu kaya malaikat pelindung.” Jelas Tablo sembari cengengesan. “kamu sabar
aja, Hayi. Kalo diketusin Taeyang. Dia memang begitu kalo ketemu sama orang
baru.” Bom menambahkan.
“kalo Hayi
ada apa-apa, bilang aja ke oppa. Oppa siap ko bantuin. Semoga betah disini
yaaaa,” kata Tablo sembari tersenyum ramah pada Hayi. Hayi pun membalasa senyum
Tablo. “yaudah, oppa. Aku mau keliling-keliling lagi. Annyeong!”pamit Bom
sambil melambaikan tangannya. “annyeong Bom, Hayi.” Kata Tablo sembari
tersenyum.
Sudah satu
jam lebih mengelilingi rumah besar itu. Sangat melelahkan. Mereka sekarang
berada di dapur. Bom memberikan Hayi jus jeruk sembari berisitirahat sejenak di
dapur. Ruangan di rumah itu banyak dan sangatlah luas. Yang paling banyak
adalah kamar-kamar di rumah ini, ada sekitar 17 kamar. Dengan banyak fasilitas.
Seperti perpustakaan, workshop design, studio music, ruangan music (terdapat
banyak sekali alat music disini), dance studio, gym, lapangan basket indoor,
lapangan futsal indoor, salon pribadi, spa & sauna, dan theatre mini. Jarak
antar satu ruangan ke ruangan yang lain sangat jauh.
“kita belum
ke pekarangan rumah di luar. Disana bagus banget loh! Biasanya GD kalo bikin
photoshoot dadakan selalu di pekarangan rumah dengan CL sebagai modelnya. Kamu
mau liat ngga?” Tanya Bom memecahkan keheningan. “ne, eonnie. Aku mau banget.
Aku penasaran. Tadi aku udah liat dari balkon kamar. Bagus banget!” jawab Hayi
excited. “hihi baiklah. Are you ready?”
Tanya Bom sekali lagi. “ready, eonnie! Hihi,” jawab Hayi penuh semangat.
Sekali
lagi, Hayi dibuat takjub dengan rumah ini. Banyak sekali variasi bunga disini.
Ada bunga matahari, bunga mawar, bunga chrysant, dan masih banyak lagi.
Bunga-bunganya sangat terawat. Kata Bom, pekarangan ini diurus oleh tukang
kebun professional. Ada sekitar 3 tukang professional untuk mengurusi
tumbuhan-tumbuhan di pekarangan ini setiap harinya. Bom juga cerita bahwa
disini terdapat 17 asisten rumah tangga yang membersihkan setiap kamar. Jadi setiap
kamar terdapat 1 asisten rumah tangga untuk membersihkannya. Untuk juru
masaknya, kakek Yang mempunyai juru masak andal. Ada 3 chef andal di rumah itu.
Ada 7 supir di rumah itu, setiap anggota keluarga punya mobil sendiri-sendiri,
dengan catatan harus punya SIM. Kalo tidak punya SIM, akan ada supir yang
mengantar.
Hayi
diantar Bom balik ke kamarnya. Sudah jam enam lebih sepuluh menit. Tidak terasa
sekitar kurang lebih tiga jam berkeliling rumah. “Hayi, jam tujuh nanti kita
makan malam. Kalo bisa sebelum jam tujuh kamu udah siap. Soalnya kita biasanya
kumpul-kumpul di ruang keluarga dulu sebelum makan. Kamu mandi dulu, nanti aku
jemput lagi di ujung koridor itu. SMS aku ya kalo kamu udah siap. Aku duluan
ya, aku juga mau mandi hihi. Bubye, Baby Hayi,” kata Bom sambil melambaikan
tangannya ke Hayi. “kamsahamnida, eonnie,” kata Hayi.
Hayi masuk
kekamarnya dan segera memilih baju yang akan dia kenakan. ‘aku harus terlihat
rapi, tapi santai…’ batin Hayi yang tampak bingung memilih. Setelah 3 menit
memilih baju dan akhirnya mendapatkan baju yang pas, Hayi langsung bergegas
mandi. 15 menit kemudian Hayi selesai mandi.
eonnie, aku siap sekitar 10 menitan lagi yaaaa.-
Hayi mengirim pesan singkat untuk Bom.
Hayi
menyisir rambutnya, memakai lotion, dan menyemprotkan parfum. Dia mengambil
hair dryer-nya dan langsung mengeringkan rambutnya hingga setengah kering. 5
menit setelahnya Hayi hampir siap. Dia sedang melihat dirinya di cermin. Dia
memikirkan banyak hal…
‘bagaimana kalo mereka ngga suka sama aku?’
‘bagaimana kalo aku terlihat kacau di depan
mereka?’
‘apa yang akan mereka akan pikirkan tentang
diriku?’
‘aku takut…’
Lamunannya
terpecah saat mendengar dering dari ponselnya. Ada pesan singkat dari Bom.
Aku lagi di jalan menuju koridor kamu, yaaaa. – pesan dari Bom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar